| |
| | |
| |
|
| |
| Perokok pasif dapat mengalami gangguan kejiwaan dan risiko dirawat di rumah sakit karena masalah kejiwaan. Hal ini dijelaskan dalam sebuah laporan yang dikirim secara online dan akan terbit di Archives of General Psychiatry edisi cetak Agustus 2010.
Kata penulis artikel tersebut, paparan asap buangan dari para perokok aktif punya dampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan fisik. "Yang sangat lazim terjadi pada perokok pasif—di Amerika Serikat diperkirakan 60 persen orang Amerika yang tidak perokok menjadi perokok pasif.
Mark Hamer, Ph.D. dari University College London dan koleganya meneliti 5.560 orang dewasa yang tidak merokok (dengan usia rata-rata 49,8 tahun) dan 2.595 perokok (berusia rata-rata 44,8 tahun) yang tidak memiliki sejarah sakit jiwa. Mereka melakukan survei yang disebut the Scottish Health Survey pada 1998 atau 2003.
Orang-orang tersebut diteliti dengan menggunakan kuisioner mengenai gangguan kejiwaan. Peneliti juga melacak frekuensi mereka masuk rumah sakit jiwa selama lebih dari enam tahun. Perokok pasif dan orang yang tidak merokok diuji dengan menggunakan tingkat kotinin dalam air ludah. Kotinin adalah hasil utama yang terbentuk dari nikotin yang terurai dalam tubuh.
Sebanyak 14,5 persen dari orang yang diteliti itu tercatat mengalami gangguan kejiwaan. Orang yang tidak merokok namun menjadi perokok pasif (dengan tingkat kotinin antara 0,70 dan 15 mikrogram per liter) memiliki kemungkinan yang tinggi mengalami gangguan kejiwaan bila dibandingkan dengan mereka yang tidak terkena kotinin.
Dalam jangka waktu enam tahun berikutnya, sebanyak 41 orang dirawat di rumah sakit jiwa. Perokok dan orang yang tidak merokok namun menjadi perokok pasif dirawat di rumah sakit karena depresi, schizophrenia, gila, atau kondisi kejiwaan lainnya.
Data pada hewan menunjukkan bahwa tembakau mengakibatkan suasana hati yang negatif. Sedangkan penelitian pada manusia memperlihatkan hasil adanya hubungan yang erat antara merokok dan depresi. “Jika digabung, karenanya, data kami sesuai dengan bukti yang memperlihatkan adanya hubungan sebab akibat antara nikotin dan kesehatan jiwa,” kata penulis.
“Berdasarkan pengetahuan kami, ini adalah penelitian pertama yang menunjukkan adanya hubungan yang memungkinkan antara perokok pasif dan kesehatan jiwa berdasarkan sampel populasi secara umum,” mereka menyimpulkan. |
|
0 komentar:
Posting Komentar